Sabtu, 30 Oktober 2010

Puisi Cinta


Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?
Apa yang dapat diberikan seorang penyair ?
Saat tak ada sesuatu yang dapat mengilhami
Ketika realita tak cukup untuk menginspirasi
Matikah ia…. bersama syair-syair lama yang t’lah lapuk
dan kehilangan pembaca ?
Apa yang harus dilakukan seorang penyair ?
Saat kosong memenuhi imaji
Saat sendiri juga tak cukup berikan ruang untuk kehadiran satu puisi
Tak pantas lagikah ia… tetap disebut penyair walaupun tak lagi mampu
untuk tetap bersyair ?

Permaisuri hatiku

Sedikit demi sedikit
Ku coba lantunkan syair lembut
Yang perlahan membisik
Dengan syahdu ketelingamu
Biarkan aku mencoba
Membawamu kedunia angan
Bersama kita berdiri
Diantara awan yang melangkah beriring
Ku tunun kau kearah senja
Menikmati redupnya sang mentari
Menghias jinga langit-langit
Sejukan hatimu Permaisuri ku

Pancaran sinarmu yang mempesona
Takkan bisa buat langit ini kelabu
Hingga menitihkan air mata deras
Yang kadang melukai dan membunuh
Tetaplah tenang kau disana
Tetaplah terus terangi lorong jalan gelap
Temani bintang berkilau indah
Seindah senyummu Permaisuri ku
Jangan pernah berhenti memegang telapak ini
Jangan kau lepas jari halusmu ini
Genggamlah, jamahilah, dan rasakanlah
Biarkan damai merasuki ruang kecil di hatimu
Dan saat itu,
Pejamkanlah sejenak dari sadarmu
Bayangkanlah ketenangan yang kuberi
Di setiap sela-sela sempit dalam khayalan
Merintihlah jika kau bersedih
Karena ku tak bisa selalu di dekatmu
Tersenyumlh jika kau bahagia
Karena aku merindukanmu. ???


Tidak ada komentar:

Posting Komentar