Senin, 28 Februari 2011

BAB II


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Media Pembelajaran
Sebelum menguraikan pengertian tentang media pembelajaran terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian media secara umum, yaitu :
1. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara herfiah berarti perantara. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.[1]
2. Media berasal dari bahasa Latin yaitu medium secara harfiah berarti “tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.[2]
3. Oval: 17Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.[3]
4. Menurut Purnamawati dan Eldarni Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.[4]
5. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu “segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi”.[5]
Dari beberapa hal yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media yang asal katanya dari Bahasa Latin adalah segala bentuk alat, sarana yang dipergunakan sebagai perantara atau pengantar yang bersifat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan minat seseorang dan menurut istilah adalah Seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi. Dengan siswa atau peserta didik.
Sedangkan pembelajaran berasal dari kata belajar yang menurut Burton, seperti yang dikutip Drs. Moh. Uzer Usman mendefinisikan “belajar sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya”.[6] Senada dengan definisi di atas Witting dalam bukunya Psychology of Learning yang dikutip oleh Muhibbin Syah mendefinisikan “belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.”[7]
Pembelajaran merupakan proses belajar yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan siswa. Sehingga apabila pembelajaran itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan interaksional atau maksud pengajaran melalui seseorang disebut media pengajaran. Apabila proses pembelajaran itu menggunakan alat bantu seperti televisi, film, radio dan bahan cetak disebut media komunikasi. Kedua media ini (media pengajaran dan media komunikasi) disebut sebagai media pembelajaran.
Di bawah ini akan dijelaskan pengertian Media Pengajaran yaitu :
1.    Gagne dan Briggs (1975) Secara implicit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer[8]
2.    Robert M. Gagne dalam The Conditions of Learning (1970) menyatakan bahwa istilah "media pendidikan digunakan untuk menunjukkan berbagai macam komponen lingkungan belajar yang dapat menimbulkan perangsang untuk si pelajar. Dengan kata lain yang menyebabkan terjadinya komunikasi dengan pelajar. Termasuk dalam pengertian ini adalah guru, serta berbagai macam alat mulai dari buku sampai pada televisi, yang secara umum mempunyai fungsi dalam upaya memberikan input kepada murid".[9]
3.    Menurut Santoso S. Hamijaya, dalam Ahmad Rohani menyebutkan:“Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.[10] Dan menurut Ahmad Rohani media adalah segala sesuatu yang dapat diindera yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).[11]
Beranjak dari definisi tersebut, maka ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, sesuai dengan tujuan dan isi pengajaran. Baik media pengajaran visual, audio dan audio visual aids (AVA), yang digunakan untuk menyampakan isi atau materi pelajaran agar tercapai proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional secara objektif dan efisien.
Dengan demikian media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Dalam makna yang demikian, “maka media bisa dikonotasikan dengan istilah “alat” dalam pendidikan. Dalam pendidikan alat didefinisikan sebagai apa saja yang dapat dijadikan perantara untuk mencapai tujuan tertentu.”

B. Nilai dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.
Menurut Sudjana dan Rivai Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa diantaranya:
1.  Manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain :
a.  Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.[12]
b.  Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
c.  Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.[13]
d.  Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemokrasikan, dan lain-lain.[14].
Anak atau subjek belajar memiliki kepribadian yang unik, mereka mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Untuk mengatasi perbedaan ini dalam usaha mencapai hasil pengajaran yang efektif guru memerlukan media pengajaran tertentu sehingga manfaat media pembelajaran sangat terasa. Sebab media pembelajaran dapat membantu guru dalam menanggulangi perbedaan dan tingkat motivasi yang berlainan terhadap anak didiknya.
Penggunaan media pengajaran janganlah dianggap sebagai upaya untuk membantu guru yang sering bersifat pasif, artinya penggunaannya semata-mata ditentukan oleh guru, melainkan upaya membantu anak-anak untuk belajar, baik dengan cara individual maupun kelompok kecil dengan sesama teman kelas.

C. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
Sebelum seorang guru menggunakan media dalam suatu pengajaran maka alangkah baiknya mengetahui jenis dan karakteristik media pembelajaran.
1. Jenis Media Pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat menggunakan berbagai jenis media pembelajaran.
Dalam hal ini para ahli mengemukakan sebagai berikut :
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifa'i membagi macam-macam media :
1.  Media grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.
2.  Media tiga dimensi, dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up dan diorama.
3.  Model proyeksi seperti slide, film strif, film dan penggunaan OHP dan lainnya.
4.  Penggunaan media lingkungan sebagai media pengajaran.[15]

Sedangkan menurut Arief S. Sadiman dan kawan-kawan mengemukakan macam-macam media, yaitu:
1. Media grafis (visual) jenisnya: gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta/globe, papan panel, dan papan bulletin.
2. Media audio, jenisnya: radio, alat perekam pita magnetic (tape recorder), dan laboratorium bahasa.
3. Media proyeksi diam, jenisnya: film bingkai, film rangka, media transparan (OHP), proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi, video, permainan dan simulasi.[16]

Dari macam media tersebut di atas terdapat kesamaan seperti media grafis, media proyeksi, dan juga ada yang memasukkan lingkungan sebagai media pengajaran, media proyeksi baik itu OHP, slide, film rangkai, film gelang dan lainnya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengklasifikasikan media yaitu:
1. Dilihat dari jenisnya :
a. Media Audio
Media yang hanya mengandalkan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.
b. Media Visual
Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam, seperti film strip (film rangkai) [17]
c. Media Audiovisual media ini dibagi kedalam :
1. Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
2. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video casette.[18]
2. Dilihat dari daya liputnya:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak.
b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus.
c. Media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya.
a. Media sederhana Bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b. Media kompleks Media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
Dari pengklasifikasian macam media di atas terlihat jelas bukan hanya dari segi jenisnya tetapi juga daya liput juga bahan pembuatannya yang digunakan untuk media sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan media.[19]
Sedangkan menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran, berdasarkan perkembangan teknologi, media pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok hasil cetak meliputi teks, grafik, foto atau refresentasi fotografik dan reproduksi.[20]
2. Media hasil teknologi audio visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama pembelajaran seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar.[21]
3. Media hasil teknologi berbasis komputer, merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosessor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah karena informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Berbagai jenis aplikasinya dalam pengajaran umumnya dikenal sebagai komputer assited instruction (pengajaran dengan bantuan komputer).[22]
4. Media teknologi gabungan merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory besar, hard disk yang besar dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan periperal (alat-alat tambahan seperti video disk player, perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan, sistem audio).[23]

Dengan bermacam-macamnya jenis media merupakan keleluasaan bagi guru untuk menggunakan media pengajaran dengan jenis apa saja yang disesuaikan dengan aspek yang diharapkan dari tujuan pembelajaran, tanpa memperhatikan hal itu, mustahil pembelajaran akan terbantu oleh adanya media pengajaran.
2. Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik media yang dikemukakan oleh Kemp yang dikutip oleh Arief S. Sadiman merupakan dasar pemilihan sesuai dengan situasi belajar tertentu.
Di bawah ini ada beberapa karakteristik media pembelajaran, di antaranya:
1.    Radio
Salah satu sarana belajar yang cukup efektif bila digunakan dalam proses belajar mengajar.
Menurut Zakiah Daradjat, “penggunaan radio sebagai media pembelajaran mempunyai manfaat yang cukup besar, diantaranya: menarik minat, memperlengkap pengalaman belajar, memperluas jangkauan pandang, mengembangkan apresiasi dan kreativitas seni, turut membentuk kepribadian.”[24]
2. Tape Recorder
“Salah satu media yang umum dikenal di seluruh lapisan masyarakat, dalam dunia pendidikan tape recorder merupakan salah satu media yang memiliki nilai-nilai intelektual.”
3. Gambar atau foto
Media pengajaran atau bimbingan yang umum dipakai di samping dapat digunakan dengan mudah juga tidak terikat dengan waktu. Gambar pada umumnya baik digunakan dalam memperjelas pengertian kepada peserta didik sehingga pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas dan jelas, terutama hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berhubungan dengan pelajaran/bimbingan.
4. Sketsa
Gambar yang sangat sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Namun demikian, media ini dapat menarik perhatian siswa memperjelas penyampaian pesan dalam menghindari verbalisme dan harganya pun tidak terlalu mahal karena media ini dapat dibuat langsung oleh guru.
5. Diagram
Salah satu bentuk gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol berupa petunjuk-petunjuk, hal ini dimaksudkan untuk menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Beberapa ciri diagram yang perlu diketahui di antaranya:
a.    Diagram bersifat simbol dan abstrak sehingga kadang-kadang sulit dimengerti
b.    Untuk membaca diagram seseorang harus mempunyai latar belakang tentang apa yang didiagramkan.
c.    Walaupun sulit dimengerti karena sifatnya yang dapat didiagramkan memperjelas arti
6. Grafik
Gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar dan kadang-kadang menggunakan simbol sebagai pelengkap. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari dan menemukan data-data yang kualitatif dan menemukan data yang akurat.
7. Poster
Gambar besar yang memberikan tekanan pada satu atau dua ide pokok. Informasi pesan dan kesan, saran dan sebagainya, sehingga dapat dimengerti, mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Umumnya poster ini dibuat di atas kertas, kain, seng atau alat sederhana lain yang menyajikan satu atau dua ide untuk mencapai satu tujuan pokok, berwarna, slogannya ringkas dan jitu, tulisannya jelas serta motif desainnya bervariasi.
8. Peta
Gambar mengenai bumi atau permukaan bumi yang melukiskan keadaan fisik, batas-batas negara, keadaan-keadaan khusus yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya. Umumnya peta dilukiskan pada bidang datar, pada selembar kertas/papan yang besarnya diatur menurut skala. Peta sangat berguna untuk membantu penyajian pelajaran yang menyangkut ilmu bumi di sekolah karena dengan peta siswa dapat membayangkan keadaan bumi dan permukaannya, batas-batas negara, provinsi dan sebagainya yang dalam skala besar mereka dapat membayangkan dunia secara keseluruhan.
9.  Papan tulis
Media pengajaran yang umumnya digunakan di berbagai lembaga pendidikan, diletakkan di depan kelas sehingga mudah dilihat oleh semua siswa. Di samping itu, dapat dibuat dengan mudah dan harganya yang tidak terlalu mahal dengan alat tulis berupa kapur sehingga bisa terjangkau oleh semua sekolah.
10. Kartun
Sebagai salah satu bentuk komunikasi visual adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara tepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian mempengaruhi sikap atau tingkah laku. Kalau kartun mempunyai pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.
11. Televisi
Salah satu media yang mempunyai pesan-pesan secara audiovisual dengan disertai unsur gerak.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari TV:
a.    Televisi bersifat langsung dan nyata
b.    Televisi dapat memperluas jangkauan pandang dan tinjauan murid tentang sesuatu
c.    Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau baik melalui film, drama maupun bentuk lain yang disajikan melalui TV
d.    Menunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam
e.    Banyak menggunakan sumber masyarakat
f.    Menarik minat dan perhatian semua orang yang melihatnya
g.    Dapat turut serta dalam meningkatkan keterampilan guru
h.    Memberikan pengertian dan pemahaman terhadap masyarakat tentang sekolah
Namun demikian, Televisi juga mempunyai titik kelemahan atau keterbatasan:
a.  Harga pesawat televisi relatif mahal
b.  Sifat komunikasinya hanya satu arah
c.  Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sulit sekali disesuaikan
d.  Program di luar kontrol guru
e.  Besarnya gambar di layar relatif kecil dibandingkan dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.
12.  Media transfaran
Media yang menggunakan proyeksi Overhead Proyektor (OHP). Program pelajaran ditulis di atas transparansi kemudian diletakkan di atas OHP dan akhirnya diproyeksikan ke layar dalam jarak cukup jauh. Kelebihan media transparan adalah:
a.    OHP tidak perlu menggunakan ruang yang cukup tertutup
b.    Guru dapat berhadapan dengan siswa tatkala menggunakan media ini
c.    Sambil menerangkan guru dapat sambil menulis pada kertas transparansi
d.    Dapat digunakan untuk kelompok kecil, sedang maupun kelompok besar
e.    Dapat berhenti setiap saat mungkin karena kecepatan dalam penyajiannya sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan
Kekurangan media transparan adalah:
a. Memerlukan perangkat keras (hard ware OHP dan plastik transparan) yang khusus untuk memproyeksikan pesan yang dikehendaki
b. Memerlukan persiapan yang matang dan terencana terutama bila menggunakan teknik-teknik penyajian yang kompleks
c. Dalam penggunaannya diperlukan keterampilan yang khusus
d. Membutuhkan anggaran biaya yang tidak sedikit
e. Guru berperan ganda dalam menyiapkan materi yang akan disampaikan
Beberapa jenis dan karakteristik media yang telah disebutkan di atas dapat kita pahami bahwa setiap media pembelajaran ada kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, sepatutnyalah guru memiliki pengetahuan dan kemampuan analisis dan pemahaman yang baik sehingga dapat menentukan media apa yang tepat untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Semua itu tergantung keputusan guru, perlu tidaknya penggunaan media tersebut dalam pembelajaran.

D. Teknik Pemanfaatan Media Pembelajaran
Media pembelajaran bukan hanya sebagai alat bantu mengajar saja, akan tetapi sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru, penulis buku, produser dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar). Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan guru tetapi yang lebih penting dapat pula digunakan oleh siswa.
Media visual adalah media yang menampilkan gambar yang bersifat diam, seperti gambar, lukisan dan bahan cetak lainnya, namun ada juga yang berbentuk gambar atau simbol yang bergerak, misalnya film bisu, film kartu, media ini dapat digunakan untuk orang-orang bisu dan tuli.
Adapun media audio ini sering dipergunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar bagi siswa yang mempunyai indera pendengaran yang sehat akan tetapi bagi siswa yang mempunyai indera pendengaran kurang normal, maka media audio ini kurang tepat dipergunakan. Adapun salah satu contoh media audio ini adalah tape recorder.
Sedangkan media audio visual Aids (AVA) adalah suatu media yang menampilkan berupa suara dan gambar sehingga lebih mudah untuk didengar dan dilihat, jenis media tersebut mempunyai kemampuan ganda yang lebih baik, karena meliputi dua unsur yakni pendengaran dan penglihatan, seperti televisi
Sampai tahun + 1950 alat-alat pengajaran yang lazim disebut alat audio visual, masih terbatas jumlah maupun penggunaanya. Sejak 1950 an perkembangan alat-alat teknologi sangat pesat. Pada tahun 1970 misalnya terbit suatu katelogus mengenai alat pendidikan elektronik setebal 1.129 halaman. Di negara-negara yang maju seperti misalnya Amerika serikat dan Jepang alat-alat teknologi pendidikan seperti Radio, TV, Laboratorium Bahasa, CCTV, Film, Overhead Projector, dan sebagainya sudah merupakan fasilitas pendidikan yang biasa.
Dalam penyampaian pelajaran, bermacam-macam alat telah diciptakan agar mempermudah murid untuk memahaminya, walaupun tiap guru menggunakan gambar dan buku, akan tetapi bila ia menghadapi alat pengajaran elektronik seperti tape recorder, amat banyak guru yang enggan menggunakannya, karena mereka merasa tidak mempunyai keterampilan teknik untuk mengendalikannya.
Begitu banyaknya media pengajaran yang ada di dunia pendidikan, akan tetapi di sini penulis hanya menampilkan beberapa saja, di antaranya:
a.    Overhead Projector (OHP)
Overhead Projector dapat memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau tertulis pada lembaran plastik transparan.
Guru dapat membuat tulisan, cetakan atau gambar pada lembaran transparan itu seperti yang dilakukannya pada papan tulis Overhead Projector dapat digunakan tanpa menggelapkan ruangan.
b. Gambar
Gambar-gambar dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kalender, majalah, surat kabar dan sebagainya. Misalnya tentang memandikan mayat, maka bisa digunting gambar-gambar tentang orang yang memandikan mayat.
Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.
c. Model
Model-model dapat berupa tiruan dari benda-benda yang sebenarnya seperti boneka, yang dapat digunakan untuk memandikan mayat.
d. Buku Pelajaran
Buku pelajaran merupakan alat pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat pengajaran yang lainnya. Buku pelajaran digunakan sejak manusia pandai menulis dan membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah ditemukan mesin cetak. Di samping buku pelajaran ada buku kerja yang mendorong anak melakukan tugas-tugas tertentu.
Menggunakan buku pelajaran menuntut kesanggupan dan kecakapan siswa menangkap isi pelajaran. Oleh sebab itu, dibutuhkan alat peraga yang lain untuk mendukung pemahaman siswa, selain dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru.

E. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media, maka ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu :
a.  Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif afektif dan psikomotor.[25]
b.  Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
c.  Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia, waktu, dana atau sumber dana lainnya, untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh guru.[26]
d.  Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e.  Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan, ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kelompok kecil atau perorangan.[27]
f.  Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar atau fotograf harus memenuhi persyaratan tehnis tertentu, misalnya visual pada slite harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.[28]

Oleh karena itu, prosedur yang perlu dilakukan oleh guru dalam menggunakan media agar pembelajaran efektif dan efisien adalah mengerti, mencari, menemukan dan memilih media sesuai dengan kebutuhan belajar dan kematangan belajar siswa.

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran
1.  Tujuan pembelajaran
Merupakan kunci yang ingin dicapai dari penggunaaan media, karena media ditetapkan berdasarkan pertimbangan tujuan pengajaran yang dicapai. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Robert F. Moger (1975) dalam kata pengantar bukunya Preparing Instructional Objectives, bahwa “Suatu pernyataan yang jelas dari pada tujuan akan merupakan dasar pokok bagi pemilihan metode dan bahasa pengajaran serta pemilihan-pemilihan alat-alat untuk menilai apakah pengajaran itu lebih berhasil;.”[29]
Ungkapan Moger tersebut menunjukkan bahwa betapa pentingnya tujuan itu di dalam pendidikan dan pengajaran. Karena dari tujuan akan ditetapkan media apa yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.
2. Ketersediaan media pembelajaran
Ketersediaan media pembelajaran juga merupakan faktor yang mempengaruhi dalam media, karena tanpa adanya ketersediaan media pembelajaran, penyajian media kurang optimal, dan menjadikan pembelajaran terhambat dan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Mengenai ketersediaan kelangkapan media ini juga ada hubungannya antar kesiapan guru dan pihak sekolah dan menunjang adanya kelengkapan media sebelum mengajar.
3. Kemampuan dalam menggunakan media
Kemampuan juga merupakan faktor yang penting, hal ini karena walaupun kelengkapan media tersedia tetapi untuk menggunakan kemampuan tidak dimiliki atau tidak mengetahui maka sebuah media tidak berdaya guna jika tidak digunakan semestinya. Modal kemampuan kunci sukses seorang guru dalam penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, dan juga dalam perencanaan pengajaran faktor kemampuan adalah sesuatu yang perlu dimiliki. Gagne dan Brig yang dikutip oleh B. Suryosubroto, mengemukakan bahwa “pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi, yang edukatif antara guru dan peserta didik.[30]
4. Waktu yang tersedia
Tersedianya waktu dalam pembelajaran juga mempengaruhi dalam penggunaan media, hal ini karena waktu menjadikan sebuah media itu efisien, atau tidak di dalam pembelajaran digunakan. “Waktu ini yang membatasi setiap ruang gerak dari pembelajaran. Proses itu akan berakhir sesuai waktu yang telah dijadwalkan setiap bidang studi”.
Masalah waktu memang menjadi perhatian dalam pengajaran karena tanpa waktu yang ada mustahil sebuah media digunakan waktu yang memadai. Tentu hal ini akan memperlancar dalam proses pembelajaran. Waktu merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan media sehingga alokasi waktu yang tersedia tercukupi dalam menggunakannya.[31]
5. Metode yang digunakan
Metode yang diperlukan seorang guru dalam rangka menyampaikan materi pelajaran. Bervariasinya metode juga harus disesuaikan dengan media yang digunakan, karena antara media pembelajaran mempunyai hubungan kesesuaian dengan metode yang digunakan.
Menurut Azhar Arsyad mengemukakan bahwa “dalam suatu pembelajaran dua unsur yang penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.“ Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai.”[32]
Kesalahan dalam menggunakan metode akan menjadikan penggunaan media menjadi tidak berarti dan menggagalkan proses penerimaan atau pemahaman anak didik.
6. Kondisi siswa

Keadaan siswa juga merupakan faktor bagi guru dalam penggunaan media dan umumnya dalam pembelajaran karena dalam interaksi pembelajaran siswa juga terlibat didalamnya. Pengajaran itu akan berhasil bila materi pelajaran dapat diterima dan dimengerti oleh siswa.
Menurut Roestiyah N.K mengemukakan bahwa : Materi pelajaran yang diberikan harus diabadikan untuk kepentingan siswa dimasa sekarang dan masa mendatang. Maka guru perlu meneliti tentang anak muridnya sebaik mungkin. Pengetahuan tentang diri siswa secara mendalam sangat menunjang tugas guru sebagai pengajar maupun dalam mendekati siswa. Usaha guru untuk mengetahui kondisi siswa bagaimana sikap, dan tingkah laku dalam pembelajaran sebagai bahan dan pertimbangan yang mempengaruhi daripada penggunaan media. Dengan mengetahui kondisi siswa maka pembelajaran yang menggunakan media akan berjalan dengan lancar dan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

G. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama islam terdiri dari tiga kata pembentuknya yaitu Pendidikan, agama, dan Islam. Dari ketiga kata-kata tersebut memiliki makna masing-masing.
Kata pendidikan berasal dari kata didik dan mendapatkan imbuhan "pe" dan "kan" yang dapat diartikan  perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Secara asal mula kata pendidikan secara bahasa, pendidikan berakar dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Inggris disebut education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan.[33]
Sedangkan secara terminologi, pendidikan menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional diartikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[34]
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.[35]
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya manusia sempurna dan bahagia dunia akhirat.
Kata agama berasal dari bahasa sansekerta yaitu”a” dan ”gama”.”a” berarti tidak,sedangkan ”gama” adalah kekacauan. Jadi dengan adanya agama diharapkan tidak ada kekacauan pada diri manusia baik kekacauan dalam diri sendiri maupaun kekacauan bagi orang lain.[36]
Para ahli sangat sulit mengartikan agama karena agama bersangkutan dengan masalah kehidupan batin serta bersangkutan dengan keyakinan dan memang sulit dinilai secara tepat dan rinci. Meskipun sulit, bukan berarti kata agama tidak bisa sama sekali diartikan. Oxford Student Dictionary mendefinisikan agama adalah the belief in the existence of supranatural ruling power, the creator and controller of universe (suatu kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural yang menciptakan dan mengatur alam semesta).[37]
Harun Nasution memberikan pengertian dari agama adalah sebuah ikatan atau pegangan dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia berupa kekuatan ghaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera serta harus dipegang dan dipatuhi manusia.[38]
Secara definitif, Harun Nasution memberikan batasan agama sebagai berikut:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuasaan ghaib yang harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia.
3. Mengikat suatu kepercayaan yang mengandung pengakuan adanya kekuatan lain di luar manusia serta mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
5. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari sesuatu kekuatan ghaib.
6. Pengakuan adanya kewajiban-kewajiban yang harus diyakini dan dilaksanakan yang bersumber pada kekuatan ghaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang berasal dari perasaan takut dan lemah dihadapan kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Rasulnya.[39]
Maka secara garis besar agama merupakan sebuah pegangan dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia berupa kekuatan ghaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera serta harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Pengertian Islam dapat dilihat dalam dua sudut pandang yaitu secara etimologi dan secara terminologi. Secara etimologi, islam berasal dari kata aslama yang merupakan turunan dari kata assalamu, assalamatu yang berarti bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Dari asal kata ini dapat diartikan berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kepatuhan dan ketaatan kepada Allah itu melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian kepda sesama manusia dan lingkungannya.
Secara terminologi adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia kepada manusia sejak manusia digelarkan ke muka bumi dan dibina dlam bentuknya yang terakhir dan sempurna dalam Al-Qur’an yang suci yang diwahyukan Allah kepada nabi-Nya yang terakhir yakni Muhammad SAW berisi satu kaidah hidup yang memuat tuntunan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual maupun material.[40]
Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, pengertian pendidikan agama Islam memiliki makna yang beragam pula, pengertian pendidikan agama islam menurut beberapa ahli diantaranya:
Sedangkan menurut Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam adalah suatu program terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam serta diikuti tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.[41]
Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Agama Islam adalah: pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.[42]
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan  bahwa Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran atau cabang ilmu yang mempelajari proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam.
b. Dasar pendidikan Agama Islam
Adapun dasar pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan Al-Hadist dan kalau pendidikan itu diibaratkan bangunan, maka isi Al-qur’an dan Hadist itu menjadi fondamennya/pondasinya. Pendidikan mendapat tuntut-an yang jelas dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist bahkan menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim laki-laki maupun perempuan dari buaian sampai keliang lahat.
Dalam Islam diajarakan nilai-nilai yang fundamental yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat Islam serta keseimbangan rohani dan jasmani demi kebahagiaan dunia akhirat.[43]
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 3 tahun 2008 tentang standar kelulusan sekolah dasar dan menengah, Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.[44]
Tujuan pendidikan agama Islam dapat dibedakan ke dalam dua macam tujuan yang prinsip, yaitu:
1) Tujuan Keagamaan
Tujuan keagamaan ini adalah bahwa setiap pribadi orang muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaran-ajaran Islam yang bersih dan suci.[45]
2) Tujuan Keduniaan
Dalam tujuan ini, Islam berfungsi sebagai pengontrol dalam tingkah laku kehidupan. Dalam kehidupan memenuhi kebutuhan dunia Islam tidak membatasi mencari kebutuhan dunia. Tetapi seluruh aktifitasnya dikendalikan oleh ajaran agama. Dalam Islam tujuan pendidikannya adalah demi kebahagiaan dunia akhirat.[46]

























[1]Arief S.Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hal. 1.
[2]Azhar Arsyad, Media pembelajaran, Jakarta, (Raja Grafindo Persada, 2008), hal 3.

[3]Arief S.Sadiman at.all, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan&Pemanfaatannya,(Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2002),hal.6.
[4]Kusumah,2007(http://wijayalabs.blogspot.com/2007/11/media-pembelajaran.html) ,diakses 7 Desember 2010.
[5]Laria,Kartika 2008, Kajian Pustaka: Media Pembelajaran.(http://www.infoskripsi.com/Article/Kajian-Pustaka-Media-Pembelajaran.html) ,diakses 7 Desember 2010.
[6]Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005), hal.5.
[7]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003), hal.40.
[8]Azhar Arsyad, op.cit., hal.4
[9]Rohmat, Media Pembelajaran (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Logung, 2010).hal. 50.
[10]Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 2.
[11]Ibid., hal. 4.
[12]Azhar Arsyad, op.cit., hal. 24.
 [13]Ibid., hal.25.
 [14]Ibid., hal.25.
[15]Nana Sudjana Dan Ahmad Rifa’i, Media Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensido, 2007), hal.34.
[16]Arif.S. Sadiman, op.cit., hal.10.
[17]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Edisi revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. III, hlm. 136.
[18]Ibid
[19]Ibid., hal. 137.
[20]Azhar Arsyad, op.cit., hal. 29-30.
[21]Ibid., hal.30-31.
[22]Ibid.,hal. 31.
[23]Ibid, hal. 32.
[25]Azhar Arsyad, op.cit., hal.75.
[26]Ibid., hal.76.
[27]Ibid
[28]Ibid
[29]http://edukasi.kompasiana.com/2009/08-18.Tujuan pembelajaran, diakses tanggal 25 Januari 2011.

[30]Rusmilawati, Skripsi Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMPN 1 Binuang Kabupaten Tapin, (Banjarmasin: Institut Agama Islam Negeri Antasari, 2007), hal. 29-30.
              [31]Ibid., hal. 31.
[32]Azhar, Arsyad, op.cit., hal.
[33]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 12-13.
[34]Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, UU RI No.20 Th.2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hal. 1.
[35]Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Cet ke-4, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hal 4.
[36]Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal. 10.
[37]Edi Suresman, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: UPI Press, 2006), hal. 3.
[38]Jalaluddin, op.cit., hal. 12.
[39]Ibid., hal. 12-13.
[40]Edi Suresman., op.cit., hal. 5.
[41]Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal.6.
[42]Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam cet ke-7, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 29-30.
[43]Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), hal. 63.
[44]Redaksi Sinar Grafika, Permendiknas No. 3 Tahun 2008, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hal. 2.
[45]H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner,  (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 7.
[46]Ali Al-Jumbulati, dkk, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 37-39.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar