Selasa, 23 November 2010

KETERAMPILAN BERTANYA ( FADLI)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Didalam mengajar dibutuhkan seorang guru yang benar-benar profesional, yang mana seorang guru tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun jauh dari itu seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu yang diajarkannya kepada peserta didik.
Banyak kita temuai terkadang seorang guru hanya asal-asalan saja didalam mengajar, dan tidak mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar sehingga hasilnya tidak maksimal, oleh karena itu perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang guru.
Ada banyak sekali keterampilan didalam mengajar, namun pada pembahasan ini saya akan menguraikan tentang keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh guru didalam mendidik anak-anaknya agar lebih termotivasi didalam belajar.

B.    RUMUSAN MASALAH
          Adapun yang menjadi rumusan masalah didalam pembahasan makalah ini adalah :
1.      Apa itu definisi dan fungsi bertanya ?
2.      Bagaimana keterampilan bertanya dasar ?
3.      Bagaimana komponen keterampilan bertanya dasar ?
4.      Bagaimana prinsip-prinsip keterampilan bertanya dasar ?
5.      Bagaimana tentang keterampilan bertanya lanjut ?
6.      Apa saja jenis-jenis pertanyaan yang baik ?
7.      Apa saja kelebihan dan kelemahannya ?





BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN BERTANYA

A.    Defenisi dan Fungsi Pertanyaan
Dalam proses belajar mengajar bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tekhnik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa.[1]
Cara ini merupakan hak istimewa bagi seorang guru karena berasumsi akan mendapat jawaban, pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan berfikir siswa. Guru juga dapat menggunakan jawaban  siswa untuk mengecek aktifitas pengajarannya yang sedang berlangsung.tentu saja pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tertulis demikian pula dengan jawabannya. Pertanyaan dan jawaban yang tertulis kiranya bersifat formal dan pada umumnya mirip dengan latihan yang sama dari pada tanya jawab lisan yang berlangsung cepat. Bagaimanapun pertanyaan-pertanyaan disusun menurut urutan yang berarti. Satu pertanyaan yang kurang relevan dapat membingungkan siswa, dan siswapun akan mengalami banyak kesukaran menjawabnya, jika rangkaian tanya jawab itu tidak diurutkan dengan baik. Dalam pengajaran berprogram prosedur yang demikian disebut “urutan penolong”.
Pertanyaan juga dapat berfungsi sebagai pengatur, guru harus mendorong siswa agar menjawab pertanyaan dengan suara yang nyaring dan tidak mengulangi jawaban siswa kecuali jika memang perlu atau jika siswa tersebut merupakan kasus khusus. Pertanyaan juga dapat membentuk pribadi siswa, namun hal itu tergantung pertanyaan yang diajukan gurunya.[2]
Dalam kehidupan sehari-hari adakalanya kita tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan yang diajukan. Banyak penyebab yang memungkinkan pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab dengan baik. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kegagalan dalam bertanya adalah karena belum menguasai kecakapan menggunakan keterampilan bertanya.
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian setiap guru harus terampil  dalam mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya. Jauh lebih luas dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.[3]
Untuk menjawab pertanyaan diatas, tampaknya kita perlu mengambil satu kesepakatan. Menurut G. A Brown  dan R. Edminson (1984). Mendefenisikan pertanyaan sebagai segala pertanyaan sebagai pernyataan yang menginginkan  tanggapan Verbal ( lisan). Dengan mengambil defenisi ini, kalimat diatas dapat digolongkan pertanyaan. Dengan perkataan lain, pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, tapi juga dalam bentuk kalimat pertintah atau kalimat pertanyaan.
Fungsi pertanyaan didalam kegiatan pembelajaran Menurut  Turney (1979) mendefenisikan 12 fungsi pertanyaan seperti itu :
  1. Membangkitkan minat  dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
  2. Memusatkan perhatian pada masalan tertentu.
  3. menggalakkan penerapan belajar aktif.
  4. merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
  5. menstruktur tugas – tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal.
  6. mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
  7. mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
  8. menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan  pemahamannya tentang informasi yang diberikan.
  9. melibatkan siswa dalam memamfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berfikir.
  10. mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pernyataan guru.
  11. memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi.
  12. menyatakan perasaan dan pikiran yang murni kepada siswa.
Masih banyak  lagi fungsi pertanyaan yang dilaporkan oleh para peneliti namun dari daftar diatas, sudah dapat kita simpulkan bahwa fungsi pertanyaan tersebut sangat bervariasi.

B. Keterampilan Bertanya Dasar
1.      Pengertian
Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis bertanya diuraikan menjadi dua suku kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir, dimasukkan pertanyaan. Pendapat serupa dikemukakan oleh G.A. Brown dan R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah segala pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan).
Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yangn diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat Tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atas pertanyaan, selain tiu dimaksudkan adanya respon siswa.
2.      Tipe dan syarat-syarat bertanya
Adapun Tipe dan bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan dalam bentuk setiap pertanyaan bergantung pada tujuan  yang diharapkan, tipe pertanyaan yaitu:
a.       Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih daya ingat siswa terhadap sesuatu yang pernah dipelajarinya.
b.      Pertanyaan yang menuntut kemampuan yang membandingkan,, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih daya fakir analisis dan sintesis.
c.       Pertanyaan yang menuntut kemampuan memperkirakan, yaitu pertanyan untuk mengembangkan atau melatih kemampuan atau membuat perkiraan-perkiraan.
d.      Pertanyaan yang menuntut kemampuan analisis, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan dan melatih kemampuan daya analisis.
e.       Pertanyaan yang menuntut pengorganisasian, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih kemampuan berfikir secara teratur.
f.       Pertanyan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya, yaitu pertanyaan untuk memberikan penegasan atau meyakinkan tentang sesuatu kepada siswa, pertanyaan ini digolongkan dengan pertanyan retorika yang tidak perlu mendapatkan jawaban.[4]
Syarat pertanyaan yang harus diperhatikan agar pertanyaan yang diajukan kepada siswa mendapat respon yangn baik adalah:
1.      pertanyaan yang disampaikan dengan menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah ditangkap oleh pihak yang ditanya (siswa).
2.      pertanyan diajukan secara klasikal, berikan waktu untuk berfikir kemudian baru diajukan salah seorang yang diminta untuk menjawabnya.
3.      beri kesempatan secara adil dan merata kepada setiap siswa untuk mendapatkan pertanyaan.
4.      penunjukan siswa yang diminta jawaban  tidak dilakukan secara berurutan atau sistematis,akan tetapi harus diusahakan secara acak agar setiap siswa memusatkan perhatian dan memiliki kesiapan untuk menjawab pertanyaan.[5]

C.  Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
  1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat difahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
  1. Pemberian acuan.
Kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan.
C. Pemindahan giliran.
     Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari satu siswa, karena jawaban siswa benar atau belum memadai.
D.  Penyebaran.
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya dalam pembelajaran, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.
 E. Pemberian waktu berfikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu untuk berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab.
 F. Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah atau tidak bisa menjawab pertanyan, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. [6]
D.  Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya Dasar
Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain:
a.       Kehangatan dan keantusiasan
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan sehingga merasa nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana pembelajarana yang menyenangkan antara lain yaitu bagaimana pertanyaan yang diajukan memiliiki nuansa psikologis yang hangat dan mendorongspirit belajar ynag tingi.
b.      Memberikan waktu berfikir
Menurut penulis setelah mengajukan pertanyaan hendaknya guru tidak langsung menunjuk salah seorang dari siswa untuk langsung menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi memberikan kelonggaran (waktu) kepada siswa untuk memikirkan atau menemukan jawaban atas pertanyaannya.
Disamping kedua prinsip tersebut diatas, untuk mengefektifkan keterampilan bertanya, hendaknya menghindari hal-hal seperti berikut ini:
  1. Mengulangi pertanyan sendiri
  2. Mengulangi jawaban siswa
  3. Menjawab pertanyaan sendiri
  4. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
  5. Mengajukan pertanyan ganda
  6. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan.[7]
E. Keterampilan bertanya lanjut
a.       Pengertian
Dalam kegiatan pembelajaran diatas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan keterangan atau informasi dari siswa. Utnuk menindak lanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh pertanyaan berikutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut.
Dengan demikian pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan komperehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keberhasilan mengembangkan kemampuan berfikir yang dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar.[8]
Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritits mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui bertanya lanjut setiap siswa dirangsang untuk aktif berfikir melakukan berbagai aktifitas belajar, sehingga proses dan hasil pembelajaran akan lebih dinamis dan berkualitas. Oleh karena itu bagi setiap calon guru atau para guru keterampilan menerapkan bertanya dasar maupun lanjut harus dilatih dan dikembangkan  sehingga akan menjadi daya kekuatan utnuk menunjang kemampuan sebagai tenaga guru yang lebih profesional.[9]
b.      Tujuan dan manfaat bertanya lanjut
Tujuan dan manfaat dari keterampilan bertanya dasar masih relevan dan berlaku pula untuk kepentingan bertanya lanjut. Namun, untuk kepentingan bertanya lanjut, tujuan dan manfaat itu lebih luas lagi dan ada hal-hal yang belum terjangkau oleh tujuan dan manfaat dari pertanyaan lanjut yang dimaksud yaitu memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengatasi masalah atau mengembangkan kemampuan berfikir secara lebih tajam analitis dan komperehensif. Lebih spesifik tujuan dan manfaat dari bertanya lanjut adalah:
-          Mengembangkan kemampuan berfikir siswa untuk menemukan, mengorganisasi atau menilai atas informasi yang diperoleh.
-          Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyan yang didasarkan atas informasi yang lebih lengkap dan relevan.
-          Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif.
-          Memberi kesempatan untuk melakukan proses pembelajaran kepada hal-hal  yang lebih analitis, rumit dan kompleks.
c.       Penggolongan pertayaaan lanjut
-          Pertanyaan ingatan (knowledge), pertanyaan ingatan adalah jenis pertanyaan yang mengharapkan siswa dapat mengenal atau mengingat informasi
-          Pertanyaan pemahaman (comprehension)  adalah pertanyaan yang diarahkan untuk membuktikan bahwa siswa telah mempunyai pengertian yang cukup untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui sebelumnya.
-          Pertanyaan penerapan (application) adalah kemampuan mengingat, menginterpretasikan atau mendiskripsikan (menggambarkan) diperlukan dan menjadi salah satu indicator dari hasil pembelajaran.
-          Pertanyaan analisis (analysis) yaitu pertanyaan untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara lebih rinci, kritis dan mendalam, yaitu pertanyan analisis.
-          Pertanyaan sintesis (syntesis) pertanyaan ini digolongkan pada pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa menampilakan pikiran-pikiran yang original dan kreatif.
-          Pertanyaan evaluasi. Pertanyaan ini digolongkan kepada pertanyaan tinggi bahkan merupakan puncaknya.
d.      Prinsip penggunaan bertanya lanjut
Prisip-prinsip yang berlaku pada keterampilan bertanya dasar berlaku pula sebagai prinsip bertanya lanjut, prinsip-prinsip tersebut yaitu antara lain kehangatan, keantusiasan, menghindari kebiasaan mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan ganda dan pertanyaan yang memancing jawaban serentak.[10]
e.             Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya lanjut:
-          terjadinya Pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan: untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa diperlukan pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan.
-          Urutan pertanyaan: pertanyaan yang diajukan haruslah mempunyai urutan yang logis.
-          Melacak yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan, keterampilan melacak perlu untuk dimiliki oleh guru.
-          Keterampilan mendorong interaksi antar siswa.[11]

F   Jenis-Jenis Pertanyaan Yang Baik
1.      Jenis pertanyan menurut maksudnya
a.             pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
b.            Pertanyaan retoris, yakni pertnayaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru.
c.             Pertanyaan yang mengarahkan atau menuntun, yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalamm proses berfikir.
d.            Pertanyaan menggali,yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murit untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama.[12]
2.      Jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran.
a.                   Pertanyaan sempit, pertanyan ini membutuhkan jawaban yang                 tertutup dan biasanya kunci jawabannya telah  tersedia.
-    Pertanyaan sempit informasi langsung
-    Pertanyaan sempi memusat.
b.                  Pertanyaan luas
-                      Pertanyaan luas terbuka
-                      Pertanyaan luas memusat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi pertanyaan          
1.      Sebelum memberi pertanyaan hendaknya guru sudah mengetahui jawaban yang dimaksud, sehingga jawaban yang menyimpang dari siswa akan segera dapat diketahui dan diatasi.

2.      Guru harus mengetahui pokok masalah yang ditanyakan dan memberi pertanyaan sesuai dengan pokok yang dibahas.
3.      Hendaknya guru memberi pertanyaan dengansikap hangat dan antusias agar murid berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, maka guru harus menunjukkan sikap yang baik diwaktu bertanya dan menerima jawaban dari siswa. Ada beberapa sikap yang perlu diperhatikan guru dalam bersikap diwaktu bertanya atau menerima jawaban.
a.       Menunjukkan gaya, ekspresi wajah, posisi badan dan gerakan badan yang baik dan tepat diwaktu memberi pertanyaan dan menerima jawaban.
b.      Memberi penguatan bagi siswa yang menjawab dengan benar
c.       Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan cara yang simpatik.
d.      Apabila guru tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan siswa hendaknya tidak langsung menjawab dengan berbelit-belit atau menjawab dengan sekedarnya.
e.       Menerima jawaban siswa dengan menggunakan sebagai tolak uraian selanjutnya. Hal ini penting untuk mengaitkan bahan yang dibahas dengan materi yang sudah dimiliki siswa berdasarkan jawaban itu.
4.      Hendaknya guru menghindari beberapa kebiasaan yang tidak perlu, yang bisa merugikan siswa dalam proses belajarnya. [13]
G.  Kelemahan dan kelebihannya
1.      kelamahannya
a.       mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
b.      Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi.
c.       Tidak semua anak mengerti dan bisa mengajukan pendapat.
2.      kelebihannya
a.       memperrerat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
b.      Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga pelajaran akan lebih menarik.
c.       Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma.[14]

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian setiap guru harus terampil  dalam mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya. Jauh lebih luas dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, tampaknya kita perlu mengambil satu kesepakatan. Menurut G. A Brown  dan R. Edminson (1984). Mendefenisikan pertanyaan sebagai segala pertanyaan sebagai pernyataan yang menginginkan  tanggapan Verbal ( lisan). Dengan mengambil defenisi ini, kalimat diatas dapat digolongkan pertanyaan. Dengan perkataan lain, pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, tapi juga dalam bentuk kalimat pertintah atau kalimat pertanyaan.
Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain:
a.       Kehangatan dan keantusiasan, dan
b.      Memberikan waktu berfikir

B.    SARAN
              Kepada para pembaca semua sebagai calon guru kami menyarankan agar dapat menguasai keterampilan bertanya ini, karena keterampilan ini merupakan satu componen penting didalam memotivasi minat belajar anak.







DAFTAR PUSTAKA


Abdul Kodir Munsyi DIP.AD.ED dkk, Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis untuk Calon  Guru, Surabaya: Al – Ikhlas, 1981
Dadang sukirman, dkk, Pembelajran Mikro, Bandung: Upi Press, 2006.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang professional (edisi kedua), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
W. James Popham, dkk, Tekhnik engajar secara sistemaits. Jakarta: pt.rineka cipta, 2003.
H. udin. S winata putra, dkk, Strategi belajar mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2002.
J.J. Hasibuan, dkk, Proses belajar mengajar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Soetomo, Dasar – Dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasional, 1993.
















 


MAKALAH
KETERAMPILAN BERTANYA
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Mikro Teaching

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
JURNIA
M. HASRUL FADLI
NAIRAN TAISYA
RITA PURNAMA AGUSTINA. R
SITI AISYAH
SUPRIADI

SEMESTER VI/ B/ PAI

DOSEN PENGAMPU:  Drs. ERDI INDRA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2010



[1]Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang professional (edisi kedua), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.74.
[2]W. James Popham, dkk, Tekhnik engajar secara sistemaits. (Jakarta: pt.rineka cipta, 2003), hlm. 89.
[3]Dadang sukirman, dkk, Pembelajran Mikro, (Bandung: Upi Press, 2006), hlm.177.
[4]H. udin. S winata putra, dkk, Strategi belajar mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), hlm. 179.
[5]Ibid, hlm. 180.
[6]Uzer usman. Op.cit., hlm. 77
[7] . op.cit., hlm 182
[8]Op.cit  hlm. 182.
[9] Ibid. hlm. 187.
[10]Ibid hlm. 189.
[11]J.J. Hasibuan, dkk, Proses belajar mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 63.
[12]Moh. Uzer usman, hlm. 75.
[13]Soetomo, Dasar – Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993) hal.79.
[14]Abdul Kodir Munsyi DIP.AD.ED dkk, Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis untuk Calon  Guru,(Surabaya: Al – Ikhlas, 1981), hal.70.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar